Rabu, 04 Mei 2011

Kemitraan Pertanian - Kunjungan Kementan BEM KM IPB ke Lokasi Pertanian Terpadu

Kementerian Pertanian BEM KM IPB Goes to Ciwidey

Lokasi Pertanian Terpadu


Kolam ikan
Panen padi
Peternakan bebek

Peternakan sapi
 Kementan BEM KM IPB (Ciwidey, 23-24 April 2011)

Antara News - Menteri LH Kemukakan Prinsip Atasi Ulat Bulu

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Lingkungan Hidup  Gusti Muhammad Hatta menyatakan ada tiga prinsip pengendalian hama yang harus dilakukan untuk mengatasi serangan ulat bulu yang sempat marak di beberapa daerah.

"Pertama menekan populasi agar tidak merugikan secara ekonomis tetapi bukan menghilangkannya, kedua bisa dilakukan dengan cara mekanis, kimia maupun biologi dan ketiga bagaimana upaya agar ulat bulu ini tidak resisten sehingga bermutasi," kata Gusti di Jakarta, Senin.

Gusti menjelaskan, populasi ulat bulu juga penting dalam rantai makanan sehingga tidak perlu dihilangkan dengan cara menggunakan racun pestisida.

"Sekarang upaya kita adalah melepas predator yang menjadi musuh alami ulat bulu seperti burung atau semut karena lebih aman bagi lingkungan. Jika menggunakan racun bisa saja serangga yang lain juga ikut mati," katanya.

Dia mengatakan, fenomena ulat bulu yang terjadi di Kulonprogo, Probolinggo hingga Jakarta dan daerah lainnya disebabkan penurunan predator dan perubahan iklim.

Ia juga meminta masyarakat jangan resah dengan fenomena serangan ulat bulu karena siklus hidupnya yang pendek berkisar sepuluh hari sehingga tidak begitu mengganggu dan kerugian yang ditimbulkan juga tidak begitu besar.

Deputi bidang Ilmu Pengetahuan Hayati Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bambang Prasetya mengatakan, berdasarkan hasil temuan LIPI terdapat empat jenis ulat bulu yang menyerang di Probolinggo dan Yogyakarta yaitu Arctornis riquata yang paling dominan dan sudah dicatat sejak 1948, hymantria beatrix, sphraegidus virguneula dan orygya postica.

"Ekosistem rusak, cuaca mendukung, sehingga semua ini merebak," ujarnya.

Hal senada disampaikan Kepala Litbang Holtikultura Kementerian Pertanian Jusdar Hilman yang mengatakan upaya monitoring sudah dilakukan dan hasilnya menunjukkan bahwa ulat bulu tidak bermigrasi dari suatu daerah ke daerah lain karena ulat yang menyerang memang sudah ada sebelumnya.

"Hal ini merupakan fenomena alam biasa, tidak perlu panik tetapi tetap waspada," kata Jusdar.
(D016/E005) 


http://www.antaranews.com/berita/255683/menteri-lh-kemukakan-prinsip-atasi-ulat-bulu 

Antara News - Wabah Ulat Bulu Akibat Populasi Predator Berkurang

Malang (ANTARA News) - Wabah ulat bulu yang menyerang perkebunan mangga di Probolinggo dan kini meluas ke daerah sekitarnya sebagai akibat dari semakin berkurang populasi predator burung liar pemakan ulat.

Chairman ProFauna Indonesia Rosek Nursahid, Rabu menyatakan, populasi predator pemakan ulat seperti Burung Prenjak, Jalak dan Cinenen berkurang cukup signifikan hingga mencapai 80 persen dari populasi sebelumnya.

"Perburuan liar yang dilakukan secara besar-besaran sebagai komoditas perdagangan menjadikan populasi burung liar pemakan ulat ini menurun drastis, sehingga ulat-ulat tersebut bisa berkembangbiak dengan leluasa karena musuh utamanya sudah tidak ada," tegasnya.

Di wilayah Malang sendiri terutama di Kecamatan Pujon dan kawasan Malang selatan, katanya, populasi predator berupa burung liar pemakan ulat (serangga) tersebut juga sudah hampir hampir punah.

Menurut dia, jika proses perburuan burung pemakan serangga ini dilakukan secara besar-besaran dan terus menerus akan memicu terjadinya bencana ekologi. Akibatnya, akan terjadi ledakan populasi kupu-kupu dan ulat di luar kendali.

Oleh karena itu, tegasnya, kalau warga di wilayah Malang Raya ini tidak ingin terjadi wabah ulat di daerahnya, maka masyarakat harus menghentikan berburu burung pemakan serangga tersebut.Biarkan burung-burung tersebut hidup di alam bebas agar rantai ekosistem tetap berjalan normal.

Sebelumnya Kepala Laboratorium Hama, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (UB) Dr Ir Totok Himawan mengimbau agar masyarakat khususnya petani di wilayah Malang Raya dan sekitarnya tidak perlu khawatir akan serangan ulat bulu yang kini mewabah di Probolinggo.

Sampai sejauh ini ulat bulu hanya menyerang tanaman mangga saja dan tidak akan menyerang tanaman lain, seperti padi, sayur, bunga serta berbagai jenis buah lainnya.

Apalagi, lanjutnya, sekarang juga sudah dilakukan penyemprotan insektisida atau sejenis cairan "Lamda Sihalotrim" sampai beberapa kali, sehingga kondisinya sudah jauh berkurang."Petani tidak perlu khawatir, karena kemungkinan meluas hingga ke wilayah Malang dan sekitarnya itu sangat kecil," tegasnya.

Hujan yang terus menerus mengakibatkan musuh alami ulat bulu, yakni sejenis predator bernama "Braconid" dan "Apanteles" tidak mampu bertahan hidup. Sehingga, musuh alami itu tidak bisa mengontrol populasi ulat bulu yang semakin banyak, dan berkembangbiak dengan cepat, bahkan menyebar ke lingkungan penduduk.

Sementara Kepala Dinas Pertanian Kota Malang Ninik Suryantini mengimbau agar masyarakat terutama petani lebih waspada."Untuk wilayah Kota Malang yang rentan terhadap perkembangbiakan ulat bulu adalah Kecamatan Lowokwaru, Kedungkandang dan Sukun," katanya menambahkan.
(E009/M019)