Rabu, 23 Maret 2011

Pencemaran Lingkungan Oleh Input Pertanian


Hasil Kajian Internal Kementerian Pertanian BEM KM IPB*

Lingkungan tebagi menjadi dua jenis yaitu Biotik dan Abiotik. Lingkungan Biotik terdiri dari manusia, hewan dan tumbuhan. Sedangkan Lingkungan abiotik terdiri dari air, tanah dan udara. Lingkungan Abiotik pada kondisi nyata memiliki jumlah yang lebih banyak daripada lingkungan Biotik.
Pada aktivitas pertanian, lingkungan abiotik merupakan lingkungan yang paling sering menerima dampak pencemaran. Hal ini dikarenakan pertanian tidak dapat menerapkan zero waste. Aktivitas Pertanian tetap dapat menghasilkan limbah. Limbah pertanian terdiri dari limbah padat, cair dan gas.
Limbah cair pertanian dihasilkan oleh pencucian pupuk dan hasil ekskresi. Limbah ini ketika terbawa dan bercampur pada danau atau genangan air yang menampung air dalam jumlah besar akan mengakibatkan eutrofikasi, penurunan pH air dan kematian organisme perairan. Sedangkan limbah padat pertanian dihasilkan oleh brangkasan tanaman (BO) dan hasil ekskresi. Limbah padat dapat mengakibatkan menumpuknya BO dan penurunan pH tanah.
Limbah gas pertanian dihasilkan oleh aktivitas pembalikan tanah yang dilakukan ketika pasca panen dan sisa BO yang ada di dalam tanah. Limbah ini mengakibatkan pencemaran udara karena limbah yang dikeluarkan berupa gas metan. Gas metan terbentuk karena kondisi dalam tanah yang tidak mempunyai cukup udara akibat permukaan tanah yang tergenang air dan terdapat aktivitas bakteri anaerob.
Secara garis besar pencemaran lingkungan oleh input pertanian terjadi karena adanya pemakaian pupuk anorganik yang dilakukan secara intensif /sering.  Beberapa kasus yang terjadi di lapangan dengan adanya pencemaran lingkungan oleh input pertanian yaitu:
1.      Degradasi lahan (kualitas, struktur dan tekstur tanah menurun)
2.      Terganggunya kehidupan organisme tanah
3.      Mengubah dan mempengaruhi keseimbangan ekologi.
            Solusi umum yang dapat dilakukan untuk menanggulangi terjadinya pencemaran lingkungan oleh input pertanian yaitu dengan mereduksi pemakaian pupuk anorganik dengan malakukan kombinasi pemakain pupuk anorganik, pupuk organik dan pupuk hayati. Pupuk organik adalah pupuk yang dihasilkan dari dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme.  Pupuk ini mengahsilkan hara bagi tanaman dan memperbaiki struktur tanah. Sedangkan pupuk hayati adalah pupuk berupa bakteri inokulan (bakteri yang tinggal di akar tanaman) yang berasosiasi dengan tumbuhan (berada di sekitar sekeliling akar)  . Pupuk ini dapat mengefisienkan penyerapan dan penggunaan hara dalam tanah.
            Namun dari solusi umum diatas, ada beberapa solusi lain yang bisa dilakukan dari petani, pemerintah dan mahasiswa untuk meminimalisir terjadinya pencemaran lingkungan oleh input pertanian yaitu:
  1. Pemberikan pupuk sesuai dengan kebutuhan
Pupuk diberikan oleh petani sesuai dengan kondisi lahan, tanaman dan lingkungan sekitar.
  1. Pembuatan dosis rekomendasi sesuai areal lahan atau daerah.
Pemerintah harus jeli dan spesifik dalam membuat dosis rekomendasi pemberian pupuk untuk suatu tanaman. Hal ini dikarenakan selama ini dosis rekomendasi pemberian pupuk untuk satu jenis tanaman di berbagai daerah sama. Padahal belum tentu setiap daerah memiliki kondisi lahan yang sama.  Sehingga butuh asupan pupuk yang berbeda.
  1. Memperbaiki distribusi pupuk
Kembali pada penjelasan sebelumnya bahwa tiap daerah dengan kondisi lahan yang berbeda akan membutuhkan asupan pupuk yang berbeda. Maka dengan adanya dosis rekomendasi yang tepat dapat membuat distribusi pupuk lebih adil sesuai dengan kebutuhan masing- masing daerah dan tidak menumpuk pada satu daerah namun ada daerah yang tidak mendapat distribusi pupuk.
  1. Pemberian subsidi pupuk langsung ke petani
Selama ini dengan memberikan subsidi pupuk melalui perusahaan pupuk banyak pupuk yang diselewengkan sehingga manfaat subsidi tidak dirasakan petani.
  1. Menerapkan pertanian berkelanjutan dengan menjaga kearifan local dan berbasiskan suber daya.
Maksudnya adalah dapat mempertahankan bibit local yang memang sesuai dengan kondisi alam sekitar sehingga lingkungan tidak menjadi rusak. Selain itu dapat melestariakan potensi lokal yang menjadi keunggulan utama suatu daerah.
  1. Mahasiswa pertanian dapat menjadi penyuluh pertanian.
Mahasiswa diharapkan dapat memberikan ilmu yang didapat sehingga dapat menjadi alternative terhadap penyuluh pertanian yang saat ini dirasakan kurang maksimal kinerjanya.

*Senin,13 Maret 2011 di ruang sidang SC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar